Seminar Ekonomi Akuntansi

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SEBAGAI PILIHAN KEDUA (SECOND CHOICE)

 

  1. A.      PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan persyaratan mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah malalui jalur pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu usaha dari manusia untuk dapat mengembangkan diri. Setiap manusia diwajibkan untuk belajar baik melalui jalur formal maupun non formal, pendidikan formal merupakan pendidikan yang terjadi secara teratur. Sedangkan pendidikan non formal merupakan pendidikan yang dilakukan secara tertentu. Karena belajar itu merupakan kunci sukses untuk memperoleh suatu ilmu pengetahuan, jadi bila seorang itu tanpa belajar, maka ia tidak akan memperoleh ilmu pengetahuan.

Untuk memperoleh ilmu pengetahuan tidaklah sulit, karena di negara kita banyak sekali jenjang pendidikan. Mulai dari TK, SD, SMP, SMA ataupun SMK. Seiring dengan berjalannya waktu SMK atau yang biasa disebut dengan Sekolah Menengah Kejuruan menjadi idola diantara jenjang pendidikan lainnya. Karena SMK dianggap sebagai sekolah kejuruan yang menyiapkan tenaga atau sumber daya manusia untuk siap bekerja dilapangan. Namun dalam perkembangannya banyak kontroversi tentang pengertian pendidikan kejuruan, semula pendidikan kejuruan didefinisikan sebagai “vocational educational is simply training for skills, training the hands” (Vocational Instructional Service, 1989).

Pendidikan kejuruan merupakan latihan sederhana untuk menguasai suatu keterampilan, yaitu keterampilan tangan. Pada abad kesembilan belas dimunculkan konsep baru tentang pendidikan kejuruan, yaitu dengan dimasukkannya pendidikan kejuruan ke dalam pemberdayaan profesional, seperti halnya hukum, profesi keinsinyuran, kedokteran, keperawatan dan profesional lainnya.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan, melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya. Selanjutnya Calhoun (1982:22) mengemukakan :
Vocational education is concerned with preparing people for work and with improving the training potential of the labor force. It covers any forms of education, training, or retraining designed to prepare people to enter or to continue in employment in a recognized occupation.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. B.       PEMBAHASAN
    1. 1.    SMK Sebagai Pilihan Kedua

Akhir-akhir  ini siswa-siswa tingkat menengah pertama (SMP), setelah selesai mengikuti Ujian Nasional,  disibukkan dengan kegiatan mencari sekolah selanjutnya. Orang tua sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam merencanakan pendidikan putra-putrinya hendaknya dapat berfikir secara futuristik, tidak hanya mengikuti kebiasaan masyarakat saja dalam mimilih sekolah. Sekarang ini banyak sekali tawaran sekolah-sekolah dengan beraneka tawaran dan keunggulannya. Dari sekolah yang dikelola oleh negara hingga lembaga swasta dalam negeri maupun kerjasama swasta dalam negeri dan luar negeri.

Setiap jenis sekolah tersebut mempunyai tujuan masing-masing. SMA bertujuan diantaranya menyediakan dan menyiapkan siswa/siswi yang hendak melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, akademi atau perguruan tinggi. Sedangkan SMK lebih ditujukan untuk menyediakan tenaga kerja tingkat menengah yang setelah lulus nanti mereka siap bekerja. Pada kenyataannya SMK yang bisa menjamin para siswanya setelah lulus nanti dapat bekerja masih dipandang sebelah mata oleh sebagian banyak masyarakat di Indonesia. Mereka lebih cenderung memilih Sekolah Menengah Atas dari pada sekolah kejuruan, alasan mereka lebih memilih SMA yaitu biaya lebih murah, karena di SMA tidak ada praktek-praktek di luar sekolah

Masyarakat memilih SMK sebagai pilihan terakhir dengan alasan anak-anak mereka tidak dapat diterima di SMA negeri. Kenyataanya di lapangan setelah melihat beberapa pekerja lulusan dari SMK lebih dapat hidup mandiri dibandingkan dengan lulusan SMA, karena anak SMK telah dibekali berbagai ketrampilan dasar yang dapat membantunya bertahan dalam kerasnya kehidupan saat ini. Sekolah kejuruan cenderung mempersiapkan siswa untuk menguasai bidang yang dipilihnya dengan praktik yang cukup banyak. Sehingga, diharapkan mereka dapat diserap perusahaan sebagai tenaga siap pakai.

Melihat kondisi sekarang ini yang notebennya SMK sebagai pilihan terakhir atau pilihan kedua setelah SMA pemerintah memberikan perhatian lebih untuk mengubah persepsi SMK, maka banyak didirikan SMK-SMK negeri ataupun swasta untuk menyeimbangkan jumlah siswa SMK:SMA. Langkah-langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan jumlah SMK sudah digaungkan sejak tahun 2008. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Rembug Pendidikan Nasional (RPN) pada Februari 2008 tentang penyeimbangan jumlah siswa SMK:SMA. Untuk menjadikan rasio jumlah siswa SMK:SMA adalah 67:33 pada tahun 2014.

Maka perkembangan minat siswa SMP untuk melanjutkan ke SMK mulai mengalami perkembangan, dengan jumlah siswa SMK yang semakin bertambah. Dan ini tidak terlepas dari program-program kerja dari pemerintah pada umumnya dan Direktorat Pembinaan SMK pada khususnya yang telah banyak melaksanakan berbagai macam program yang menambah jumlah SMK dan meningkatkan kualitas dari SMK yang sudah ada melalui berbagai macam bantuan yang diberikan pada sekolah SMK. Dengan melalui promosi yang gencar dilakukan oleh pihak Direktorat PSMK, keberadaan SMK mulai banyak dilirik, baik oleh siswa lulusan SMP ataupun pihak dunia usaha sebagai pihak yang bekerja sama dengan SMK.

SMK pun tidak menjadi sekolah nomor dua setelah SMA, SMK sekarang telah mulai jadi pilihan anak-anak lulusan SMP sebagai sekolah tempat mengasah kemampuan, bakat dan minat siswa yang ingin mengembangkan potensi ketrampilan dirinya. Akhir-akhir ini pemerintah gencar mengiklankan  SMK, sebagai sekolah masa depan, sekolah yang dapat merespon masalah negara yang dinilai sudah sangat akut, yaitu pengangguran dan kualitas pekerja. SMK bukan sekolah kelas dua, dan arah pendidikan Indonesia ke depan hendak menyetarakan jumlah SMA dan SMK. Hal ini ditandai dengan komentar pertama ketika muhammad Nuh menjabat sebagai menteri pendidikan nasional, suksesor dari Bambang Sudibyo. Berikut perbedaan antara SMK dengan SMA.

SMK:
– Ditujukan untuk siswa yang menginginkan bekerja dan melanjutkan ke perguruan tinggi.
-Kurikulum SMK lebih banyak praktek dibanding teori.
– Tempat belajar di sekolah dengan di dunia usaha atau dunia industri.
– Tamatannya lebih siap bekerja dan lebih mandiri.

SMA:
– Ditujukan untuk siswa yang akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
– Kurikulum SMA lebih banyak teori dibanding dengan praktek.
– Tempat belajar hanya di lingkungan sekolah.
– Tamatannya tidak siap kerja dan belum bisa mandiri.

Disamping perbedaan yang tertera di atas SMK memiliki kelebihan di antaranya sebagai berikut:

–           Siswa yang memiliki minat, bakat dan hobby dapat menyalurkan melalui SMK sesuai kompetensi yang diinginkannya.

–          Di SMK siswa dapat materi pembelajaran yang lebih banyak porsi prakteknya, sehingga siswa dapat memiliki ketrampilan yang handal.

–          Adanya Program Praktek Kerja Industri, siswa SMK dapat menerapkan ilmu yang didapatkan di bangku sekolah, dapat diterapkan di dunia usaha atau dunia industri.

–          Setelah siswa SMK lulus sekolah, siswa sudah siap memasuki dunia kerja, bahkan sebelum lulus pun, siswa sudah dapat melakukan pekerjaan sesuai program keahlian yang diambilnya.

 

Meskipun lulusa SMK memiliki banyak kelebihan dibanding dengan lulusan SMA masih saja banyak masyarakat menganggap bhwa SMK sebagai sekolah cadangan apabila siswa tidak dapat diterima di SMA yang diharapakan. Bukti Keunggulan anak-anak SMK telah dapat kita lihat berita di media massa, bahwa anak-anak SMK pada masa sekarang telah mampu merakit Mobil, sepeda motor, pesawat terbang, laptop dan LCD. Suatu potensi yang besar dari anak-anak SMK yang perlu kita dukung, bahwa anak-anak SMK telah dapat menunjukkan bahwa siswa SMK adalah siswa yang telah siap pakai.

Dengan adanya bukti keunggulan dari siswa SMK, maka tidak diragukan lagi bahwa lulusan SMK adalah lulusan yang siap pakai.Sehingga setelah siswa SMK dapat menyelesaikan pendidikan, maka siswa SMK dapat bekerja di perusahaan-perusahaan atau instansi pemerintah sesuai dengan kompetensi yang dimiliki siswa SMK tersebut. Dan sekarang beberapa siswa SMK, sudah banyak yang dipesan untuk bekerja di dunia usaha atau dunia industri sejak siswa SMK tersebut melakukan praktek kerja industri di perusahaan-perusahaan.

 

  1. 2.      SOLUSI AGAR SMK  TIDAK MENJADI PILIHAN KEDUA (SECOND CHOICE)

Berbicara tentang upaya pemerintah, tentu saja sudah banyak program-program yang dilakukan pemerintah untuk mendongkrak pamor SMK dimasyarakat. Salah satunya adalah program “SMK BISA!” yang dibuat untuk menopang tujuan di atas dan setelah sekian lama program ini mulai menunjukkan keberhasilannya. Sudah banyak perusahaan besar yang bekerja sama dengan SMK untuk meminta lulusannya bekerja di perusahaan tersebut. Tentunya kabar ini menjadi kabar yang baik agar masyarakat dapat kembali percaya kepada SMK.

Usaha pemerintah yang lain adalah dengan menambah SMK di Indonesia. Yang saat ini, jumlah SMA lebih banyak daripada SMK. Dengan upaya tersebut, diharapkan SMK menjadi pilihan untuk meneruskan sekolah ketika lulus dari SMP.

Selain itu, pemerintah pun meringankan biaya masuk SMK. Tapi tidak berarti kualitas lulusan SMK menjadi rendah, bahkan lulusan SMK  sudah siap untuk langsung terjun ke dunia kerja ketika lulus dari SMK. Adapun usaha pemerintah yang lain adalah mendukung dengan cara mengambl lulusan SMK untuk bekerja. Di dalam dunia kerja, para lulusan SMK lebih mudah mendapatkan pekerjaan karena keahlian, pengalaman, dan mental mereka yang sudah terbiasa bekerja keras. Sosialisasi, hal terpenting untuk mendongkrak pamor SMK mata masyarakat. Salah satunya yang dilakukan oleh Walikota Solo, Joko Widodo. Dengan menggnakan mobil “Kiat Esemka” sebagai mobil dinasnya, secara tidak langsung beliau telah membuktikan kepada masyarakat luas bahwa SMK Bisa!

 

  1. C.      KESIMPULAN

Dari uraian diatas, SMK adalah by design yang dipersiapkan oleh negara untuk dijadikan sebagai salah satu media negara dalam rangka menurunkan tingkat pengangguran, dan upaya menghadapi dunia kerja yang semakin hari semakin kompetetitif.

Pada akhirnya kita bisa menyimpulkan bahwa SMK yang dulu disebut sebagai sekolah pilihan kedua dapat menjadi pilihan pertama di waktu akhir-akhir ini. SMK BISA!!!

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Aryanto, Fibri. 2012. SMK Sebagai Pilihan Masa Depan. http://www.edukasikompasiana.com. Data  diakses tanggal  27 Juni 2012

Baktiar, Arif. 2012. Kerja atau Kuiah. http://smknegeri1nawangan.com. Data diakses tanggal 27 Juni 2012

Dody.2012. Perbedaan SMK dengan SMA. http://www.kusumabangsa.com. Data , diakses 27 Juni 2012.

 

Kinantika. 2012. SMA atau SMK. http://kinantika.wordpress.com. Data diakses tanggal 27 Juni 2012

 

SMK -Sebagai-Pilihan-Masa-Depan. 2012. http://edukasi.kompasiana.com. Data diakses tanggal 27 Juni 2012

 

 

Riyadi, Risyad. 2012. SMK Bisa. http://risyadsyadun.blogspot.com. Data diakses tanggal 29 Juni 2012

 

Sukmawaty, Yully. 2009.  “Pengaruh Pengelolaan Kelas Dan Motivasi Belaat Terhadap Prestasi Belajar”. Skripsi UMS: tidak diterbitkan.

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar